- KOMNAS HAM: BUKTI DI TKP PENEMBAKAN BRIGADIR YOSUA MENGARAH PADA PELANGGARAN HAM
- KOMNAS HAM TUNGGU HASIL RESMI DARI AUTOPSI ULANG BRIGADIR YOSUA
- KADISPENAD: TIM SIBER TNI AD TANGANI SITUS KOSTRAD YANG DIRETAS INDIAN CYBER MAFIA
- MENHAN PRABOWO SUBIANTO TERIMA EMPAT BINTANG KEHORMATAN DARI TNI
- KPK CATAT KEPATUHAN LHKPN SEMESTER I 2022 CAPAI 97,36 PERSEN
- SATGAS CATAT 320.457 EKOR TERNAK SEMBUH DARI PENYAKIT MULUT DAN KUKU
- KPK TERIMA 1.811 LAPORAN PENERIMAAN GRATIFIKASI PADA SEMESTER I 2022
- KOMNAS HAM: ISTRI FERDY SAMBO SAKSI KUNCI KASUS PEMBUNUHAN BRIGADIR YOSUA
- KUASA HUKUM SEBUT BHARADA ELIEZER BELUM AJUKAN PERLINDUNGAN UNTUK KELUARGA
- KPK VERIFIKASI LAPORAN SEJUMLAH ADVOKAT SOAL DUGAAN FERDY SAMBO SUAP STAF LPSK
Bedah Editorial MI: Biaya Persalinan Ditanggung Negara
Editorial MI Video • 26 days ago • BPJS kesehatanAngka kematian ibu dan bayi masih menjadi persoalan serius di negeri ini. Karena itulah, pemerintah akan menanggung biaya persalinan fakir miskin dan orang tidak mampu serta tidak memiliki jaminan kesehatan.
Kementerian Kesehatan mengungkapkan dalam dua dasawarsa terakhir angka kematian ibu melahirkan di Indonesia berkisar 300 per 100 ribu kelahiran. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, jumlah itu sangat jauh bila dibandingkan dengan negara-negara maju yang angkanya sekitar 70 kematian per 100 ribu penduduk. Indonesia menargetkan bisa menurunkan angka kematian ibu hamil hingga di angka 183 kematian per 100 ribu penduduk pada 2024.
Dalam 10 tahun terakhir, pemerintah memang berupaya keras menurunkan angka kematian ibu melahirkan melalui Program Jaminan Persalinan (Jampersal) (2011-2014) untuk meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil. Program serupa berlanjut melalui Jaminan Kesehatan Nasional sejak 2014. Namun, semua upaya itu belum signifikan menurunkan angka kematian ibu melahirkan.
Tentu banyak faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka tersebut, di antaranya aksesibilitas pelayanan kesehatan, distribusi dan lokasi fasilitas kesehatan, jarak tempuh, serta transportasi dan biaya. Apalagi, masih banyak warga yang hidup kekurangan dan berdomisili di wilayah terpencil yang belum memiliki sarana kesehatan dan transportasi memadai.
Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menemukan 16% persalinan masih terjadi di rumah. Melahirkan di rumah tentu meningkatkan risiko komplikasi seperti perdarahan yang bisa berujung kematian ibu. Data itu juga menyebut jumlah ibu yang memeriksakan kandungannya minimal empat kali selama kehamilan baru mencapai 74%, belum memenuhi target 76%.