NEWSTICKER

Tag Result: tradisi

Lestarikan Tradisi, Ratusan Warga Pati Mengarak Gunungan Hasil Bumi

Lestarikan Tradisi, Ratusan Warga Pati Mengarak Gunungan Hasil Bumi

Nasional • 3 days ago

Melestarikan warisan tradisi nenek moyang menjadi salah satu kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh warga Desa Tompo-Mulyo, Pati, Jawa Tengah. 

Ratusan warga berkeliling desa dengan mengarak puluhan gunungan hasil bumi sebagai bentuk ucapan syukur kepada sang pencipta. Arak-arakan ini dimulai dari rumah kepala desa menuju punden dan diakhiri dengan kembali ke rumah kepala desa.

Setelah gunungan ini diarak, kemudian warga setempat berebut untuk mengambil hasil bumi yang telah diarak tersebut. Mereka menganggap gunungan yang telah diarak dan didoakan oleh ketua desa ini dipercayai bisa membawa berkah bagi keluarganya.

Sementara itu, Kepala Desa Tompomulyo Sukawi mengungkap bahwa arak-arakan gunungan ini merupakan bentuk rasa syukur warga kepada sang pencipta yang telah memberikan limpahan rezeki selama setahun. 

Arak-arakan ini juga sebagai rangkaian sedekah bumi dan menguri-nguri tradisi yang ada sejak jaman nenek moyang. Diharapkan dengan tradisi ini, ke depannya hasil bumi warga setempat bisa lebih baik lagi.

Kisah Sunyi Sang Bhikku

Kisah Sunyi Sang Bhikku

Nasional • 5 days ago

Di usia yang masih muda, Suddhasilo (33) sedang menenjalankan filosofi Buddha yaitu pelepasan diri keduniawian dengan menjalani 227 aturan dan penguasaan kitab. 

Selain itu para Bikkhu di Vihara Lembang cukup aktif dalam menjalin komunikasi lintas agama demi menjaga kerukunan dan kedamaian.

Ratusan Warga Pati Mengikuti Tradisi Arak 12 Gunungan

Ratusan Warga Pati Mengikuti Tradisi Arak 12 Gunungan

Nasional • 11 days ago

Warga dari berbagai desa sekitar di Kecamatan Batangan, Pati, Jawa Tengah berebut 12 gunungan hasil bumi. Tradisi ini rutin digelar setiap tahunnya sebagai wujud syukur atas limpahan rezeki selama satu tahun. Warga berharap tradisi gunungan ini dapat membawa keberkahan. 

Warga Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Pati, Jawa Tengah menggelar ritual bersih desa dengan mengarak 12 gunungan hasil bumi ke punden desa. Ratusan warga yang hadir saling berdesak-desakan memperebutkan 12 gunungan serta nasi berkat yang telah diarak keliling desa dan didoakan di punden Mbah Mursidin. Sebelum di doakan di Punden Mbah Mursidin, 12 gunungan ini diarak keliling desa dengan diiringi berbagai alunan musik. Kegiatan ini merupakan, rangkaian kirab tradisi sedekah bumi Desa Ketitang Wetan, yang selalu di gelar setiap tahunnya di bulan Apit Rabu Kliwon.

Salah satu warga, Siti Komariah mengatakan bahwa ia ikut berebut gunungan dan nasib berkat ini untuk dimakan bersama keluarga. Ia percaya dengan memakan buah hasil bumi dan nasi berkat yang telah diarak keliling desa dan didoakan di punden, dapat memberikan berkah dan rezeki serta kesehatan bagi keluarganya.

Sementara Kepala Desa Ketitang Wetan, Ali Muntoha, mengatakan bahwa tradisini ini merupakan tradisi sedekah bumi yang dilaksanakan setiap tahunnya, sebagai bentuk rasa syukur.

"Sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Desa Ketitang Wetan atas karunia nikmat yang diberikan. Semoga tahun berikutnya lebih meriah lagi dan diberikan kelimpahan rezeki yang melimpah ruah bagi masyarakat Desa Ketitang Wetan," ujar Ali Muntoha.

Warga berharap dari tradisi ini nantinya hasil pertanian dan tambak mereka lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. 

Umat Buddha Gelar Pindapata Gema Waisak 2567 BE di Kemayoran

Umat Buddha Gelar Pindapata Gema Waisak 2567 BE di Kemayoran

Nasional • 11 days ago

Umat Buddha sejak dulu menyokong para biksu dalam cara hidup kepertapaan, sedangkan para biksu senantiasa menjadi teladan dan pembimbing praktik spiritual masyarakat. Tradisi ini sudah dilakukan sejak Sang Buddha masih hidup.

Para biksu yang melaksanakan ritual Pindapata akan menerima derma atau sedekah dari umat Buddha. Hal itu diyakini akan membantu umat Buddha mendapatkan ketenangan batin, serta mengurangi keserakahan, kekikiran dan kebencian. 

Ritual Pindapatta 2023 dipusatkan di Bundaran Indogrosir - MGK Kemayoran dengan diikuti oleh 67 bhikkhu dan sekitar 3 ribu umat Buddha dari Jabodetabek, serta dihadiri oleh Plt. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI Supriyadi, Pembimas Buddha DKI Jakarta Suliarna.

Semarak Festival Jaran Serek di Sumenep

Semarak Festival Jaran Serek di Sumenep

Nasional • 12 days ago

Festival Jaran Serek 2023 di pusat kota Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, berhasil memukau ribuan wisatawan. 

Sebanyak 200 jaran serek atau kuda menari melakukan pawai dalam festival ini. Festival Jaran Serek sudah ditetapkan menjadi kalender acara yang rutin digelar setiap tahunnya oleh Pemda Sumenep.

Setiap pagelaran Festival Jaran Serek melibatkan tiga kesenian sekaligus, yakni kuda menari sebagai gelaran utama, penari tradisional dan musik saronen sebagai pengiring saat kuda mulai beraksi.

Festival ini diharapkan dapat melestarikan kesenian budaya, khususnya oleh generasi muda. 

Hikayat Wayang Golek Cepak

Hikayat Wayang Golek Cepak

Nasional • 12 days ago

Wayang Golek Cepak merupakan warisan kebudayaan Indramayu yang hampir punah seiring munculnya kesenian baru dan kurangnya minat untuk melestarikan. Dalang di daerah Indramayu ini tetap melestarikan kebudayaan yang ada walau masyarakat sekitar sudah mulai mengganti tradisi.

Upaya untuk mempertahankan tradisi Wayang Golek Cepak mulai dari kerajinan dan pementasannya diterpa banyak kendala. Masyarakat mulai meninggalkan budaya tradisi Wayang Golek Cepak karena dari segi ekonomis tidak menguntungkan. Bagaimana Golek Cepak dapat bertahan di tengah kemajuan zaman?

Melihat Kemeriahan Festival Cheung Chau Bun

Melihat Kemeriahan Festival Cheung Chau Bun

Internasional • 14 days ago

Sekitar hari kedelapan bulan keempat kalender Imlek setiap tahun, Cheung Chau, sebuah pulau terpencil di Hong Kong akan menggelar festival selama lima hari berturut-turut. Festival Cheung Chau Bun merupakan warisan budaya takbenda nasional Tiongkok, dengan pawai Piu Sik sebagai puncak acara. 

Tradisi yang telah ada sejak era Dinasti Qing tersebut selalu menarik banyak pengunjung setiap tahunnya. Pawai Piu Sik tahun ini akan digelar pada 26 Mei, yakni Hari Ulang Tahun Buddha. Para master Piu Sik telah bersiap memeriahkan festival tersebut.

Piu Sik berasal dari bahasa Kanton, “Piu” berarti tidak menapak tanah, dan “Sik” mengacu pada dandanan yang detail dan cerdas. Kegiatan ini merupakan kesenian rakyat tradisional yang menggabungkan drama, sulap, akrobat, musik dan tarian di bagian selatan Tiongkok. Dalam pawai yang mengadopsi panggung tiga dimensi tersebut, seorang master akan mendorong atau membawa panggung yang dihias dengan mewah, dan di atasnya ada anak-anak yang memerankan berbagai karakter.

Desain panggung yang istimewa membuat anak-anak di atas papan tampak seakan melayang di udara, panggung tersebut bergerak naik turun selama prosesi berlangsung, sementara kostum yang dikenakan anak-anak berkibar-kibar.

Pada 26 Mei 2023, pawai Piu Sik yang sempat ditangguhkan selama 3 tahun akibat pandemi, akhirnya kembali digelar di Pulau Cheung Chau, Hong Kong. Tema pawai tahun ini juga merefleksikan berbagai peristiwa terkini, serta harapan bagi pemulihan masyarakat Hong Kong.

Piu Sik yang berkualitas memerlukan kepandaian dan ketangkasan yang tidak hanya menjadi persyaratan dalam memilih para pemain, tapi juga menjadi ujian bagi para pembuat peralatan yang digunakan dalam Piu Sik. Penyangga baja di atas panggung tidak hanya berfungsi sebagai penopang beban dan pendukung, melainkan juga menyatukan kecerdikan karakter dan tema warna-warni yang mengambang, serta struktur baja yang disembunyikan secara cerdik dalam kostum karakter.

Bagi penduduk Cheung Chau, Festival Bun yang telah diwariskan dari generasi ke generasi selama ratusan tahun, tidak hanya menjadi simbol kerinduan mereka akan kampung halaman, tapi juga simbol harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Ribuan Bundo Kanduang di Batam Antusias Ikut Maarak Jamba

Ribuan Bundo Kanduang di Batam Antusias Ikut Maarak Jamba

Nasional • 18 days ago

Ribuan ibu-ibu di Kota Batam, Kepulauan Riau antusias mengikuti acara Maarak Jamba yang digelar di Alun-Alun Engku Putri Kota Batam. Hal itu dilakukan guna melestarikan tradisi di Tanah Minang.

Seluruh peserta menggunakan pakaian adat Sumatera Barat. Dengan iringan musik tradisional Minang, acara diawali dengan masak makanan khas Minang, yakni rendang secara beramai-ramai.

Makanan berbahan daging sapi ini dimasak oleh para ibu-ibu warga Batam. Dalam memasak rendang, ibu-ibu yang biasa dipanggil Bundo Kanduang ini menggunakan baju adat yang berbeda-beda. 

Usai memasak, mereka kemudian mengarak makanan mereka secara bersama-sama. Sekitar dua ribu Bunda Kanduang dari berbagai wilayah Kabupaten Kota di Sumatera Barat ikut andil dalam acara ini. 

Mereka membawa makanan yang akan disajikan secara bersama-sama dan diletakan di atas kepala. Tak lupa dengan iringan musik tradisional dan pakaian tradisional. 

Acara Maarak Jamba ini semakin meriah dan menjadi tontonan gratis bagi masyarakat mendatang. 

Setelah diarak, kemudian makanan khas Tanah Minang ini disajikan dan dinikmati secara bersama-sama dengan para orang tua dan keluarga. 

Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan tradisi dan nilai-nilai yang telah ada sejak ribuan tahun lalu oleh nenek moyang. 

Warga Pelabuhan Ratu Berburu Ikan Teri di Pantai Citepus

Warga Pelabuhan Ratu Berburu Ikan Teri di Pantai Citepus

Nasional • 19 days ago

Sejumlah warga di Pelabuhan Ratu Sukabumi, Jawa Barat, memadati pesisir Pantai Citepus untuk mencari ikan teri (impun). Tradisi ini membawa berkah bagi warga, salah satunya penambah penghasilan. 

Warga tampak menggunakan jaring halus untuk berburu impun. Mereka bisa mendapatkan lebih dari dua kilogram impun. Impun dijual Rp15 ribu-Rp20 ribu/gelas plastik ke pedagang ikan di TPI Pelabuhan Ratu. 

Panen impun yang datang sebulan sekali ini juga dimanfaatkan warga daerah lain di Sukabumi.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Rayakan 3 Hari Besar

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Rayakan 3 Hari Besar

Nasional • 25 days ago

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia setiap tahun merayakan tiga hari besar pada pekan kedua Mei 2023 yakni Hari Raya Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Ketiga perayaan tersebut bertujuan untuk memaknai dan berterima kasih atas budi luhur dari Buddha, budi baik dari orangtua, serta budi baik semua makhluk. 

Perayaan dan pelaksanaan Doa Bersama Waisak 2023 mengusung tema "30 tahun Tzu Chi Indonesia". Para peserta acara membuat formasi angka 30 yang menunjukkan usia Tzu Chi Indonesia berdiri dan bersumbangsih di bumi nusantara. Acara kali ini diikuti sebanyak 2.759 peserta yang terdiri dari para donatur, relawan dan masyarakat umum.

Acara dibuka dengan Gatha Pujian untuk Buddha, persembahan pelita, air wangi dan bunga, meditasi, ceramah master, berdoa, dan prosesi pemandian rupang Buddha.

Melihat tingginya antusiasnya masyarakat hingga pemuka agama yang hadir, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei mengaku sangat senang. Saat terjadinya pandemi selama tiga tahun ke belakang, banyak orang tidak bisa menghadiri acara perayaan tersebut.

Ia juga berharap, Tzu Chi Indonesia dapat menginspirasi lebih banyak orang serta membangkitkan lebih banyak niat baik dan cinta kasih.

MTQ ke-52 Bandar Lampung Diikuti Ratusan Peserta

MTQ ke-52 Bandar Lampung Diikuti Ratusan Peserta

Nasional • 1 month ago

Pemkot Bandar Lampung kembali menggelar Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-52, setelah tiga tahun terdampak pandemi Covid-19, Jumat (5/5/2023). Acara ini digelar di Kecamatan Langkapura dan diikuti oleh 414 peserta dari 20 kecamatan. 

Pembukaan MTQ ke-52 diawali dengan pemukulan bedug besar. Tak hanya itu, acara dimeriahkan oleh penampilan drum band hingga tarian tradisional oleh pelajar dari sejumlah SMP di Bandar Lampung. 

MTQ ke-52 Bandar Lampung akan berlangsung selama tiga hari dan melombakan delapan cabang perlombaan. 

Para peserta qori dan qoriah akan memperebutkan piala bergilir dari wali kota yang sebelumnya pada MTQ ke-51 yang diselenggarakan di Kecamatan Bumi Waras dimenangkan oleh Kecamatan Langkapura.

Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana yang membuka acara ini berpesan kepada seluruh peserta MTQ, supaya tidak hanya mengejar gelar juara, namun dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. 

Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran Provinsi Lampung Qodrotul Ikhwan berharap para peserta dapat menjalin silaturahmi, kebersamaan dan keguyuban saat memperdalam pemahaman Al-Qur'an. 

Semarak Festival Kupatan di Lamongan

Semarak Festival Kupatan di Lamongan

Nasional • 1 month ago

Ratusan warga berebut gunungan ketupat dalam rangka memperingati Hari Raya Ketupat atau Festival Kupatan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Selain berebut gunungan ketupat, ratusan warga ini juga antre untuk mendapatkan ketupat sayur yang dibagikan gratis kepada warga yang ikut meriahkan festival tahunan ini.

Dalam rangka memperingati Hari Raya Ketupat, para warga saling berebut gunungan ketupat yang dibuat oleh para pelaku UMKM kuliner di wilayah pesisir Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Lebih dari 4 gunungan ketupat ini langsung habis diserbu warga, baik anak-anak, ibu-ibu maupun pengunjung di wisata bahari Lamongan.

Acara ini menjadi agenda rutin pemerintah Kabupaten Lamongan. Para warga yang datang bukan hanya dari wilayah Lamongan, namun banyak wisatawan yang sengaja datang untuk melihat serta mencicipi nikmatnya kupat sayur yang dibagikan secara gratis oleh panitia. 

Pemerintah Kabupaten Lamongan dan masyarakat Lamongan berharap, festival seperti ini akan terus diselenggarakan pada tahun-tahun selanjutnya, karena selain sebagai hiburan juga sebagai upaya untuk menjaga tradisi warisan dari para leluhur.

Gebrag Ngadu Bedug, Tradisi Warga Pandeglang Menyambut Lebaran

Gebrag Ngadu Bedug, Tradisi Warga Pandeglang Menyambut Lebaran

Nasional • 1 month ago

Sepekan sebelum Lebaran, warga Pandeglang, Banten, menggelar acara unik di alun-alun. Kaum ibu-ibu bersama-sama memukul bedug atau “Gebrag Ngadu Bedug” sebagai bentuk silaturahmi antar kampung. 

Ngadu Bedug merupakan pertunjukan tradisi kesenian masyarakat Pandeglang yang biasa dilakukan antar kampung yang biasa digelar mendekati Lebaran. Kali ini, Ngadu Bedug digelar lebih meriah. Sehingga aksi itu menjadi hiburan warga dengan segala daya tariknya.

Para peserta dari berbagai kampung mendirikan panggung dengan berbagai hiasan dan corak ornamen yang khas. Para peserta adu bedug itu akan saling menimpali tim lain dengan lagu tradisional seperti Tingtit-tingbrang, gigibrig tuma dan Kapala Samanggar

Uniknya, tak hanya diikuti oleh kaum pria, tradisi itu juga diramaikan oleh Ibu-ibu. Mereka antusias lantaran tradisi itu sudah lama tidak digelar. Bahkan, para peserta rela latihan berjam-jam untuk hasil maksimal.

Unik, Tradisi Lebaran Sapi ala Warga Boyolali

Unik, Tradisi Lebaran Sapi ala Warga Boyolali

Nasional • 1 month ago

Warga lereng Gunung Merapi di Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali, menggelar Tradisi Lebaran Sapi memperingati Syawalan 1444 H atau sepekan setelah Hari Raya Idulfitri.

Ratusan ternak sapi milik warga dikeluarkan dari kandang, kemudian dikumpulkan di titik-titik jalan kampung dan diarak menyusuri desa.

Tradisi Lebaran Sapi sudah berlangsung turun temurun di daerah kawasan lereng Gunung Merapi tersebut. Dengan adanya tradisi itu, warga diharapkan bisa memperlakukan ternak-ternak sapi mereka sebagai layaknya anggota keluarga. 

Sebelum diarak, sapi-sapi warga dimandikan dengan air kembang dan wangi-wangian. Setelah itu, sapi dihias dengan pernak-pernik khas lebaran, termasuk kalung ketupat.

Pada penyelenggaraan tahun ini, Syawalan lebaran sapi terasa berbeda. Pasalnya, Pemkab Boyolali telah menjadikan tradisi arak-arakan sapi menjadi aset budaya Kabupaten Boyolali.

Penetapan aset budaya lebaran sapi bahkan telah masuk dalam buku kabupaten “Boyolali Kaya Cerita”.

Warga Magelang Antusias Gelar Tradisi Grebeg Ketupat

Warga Magelang Antusias Gelar Tradisi Grebeg Ketupat

Nasional • 1 month ago

Warga Magelang, Jawa Tengah antusias memeriahkan bulan Syawal selepas Hari Raya Idulfitri dengan menggelar Tradisi Grebeg Ketupat. 

Tradisi Grebeg Ketupat berlangsung di Desa Banjarnegara, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Menariknya, tradisi ini berisi uang hingga kupon diskon dari UMKM setempat yang disimpan di dalam ketupat.

Menurut panitia penyelenggara, Gepeng Nugroho menyebut tujuan acara itu sebagai wujud rasa syukur. Bahkan, dirinya pun tidak mengetahui dengan jelas isi dari ketupat tersebut.

"Tujuannya adalah sebagai rasa syukur anggota masyarakat itu dan kita tidak tahu isi di dalam masing-masing ketupat itu, yang jelas masing-masing ada uang dan vouchernya," ucap Gepeng Nugroho.

Ratusan warga, baik anak-anak hingga dewasa, terlihat saling berebut ketupat yang di dalamnya berisi uang dari pecahan Rp1.000 hingga Rp100 ribu. Ada sekitar 1.800 ketupat yang disusun pada gunungan setinggi tiga meter.

Sebelum diperebutkan, gunungan ketupat dikirab mengelilingi kampung yang diikuti oleh berbagai kesenian rakyat dan tokoh masyarakat setempat. 

Hasil Panen Melimpah, Petani di Polewali Mandar Gelar Tradisi Mappadendang

Hasil Panen Melimpah, Petani di Polewali Mandar Gelar Tradisi Mappadendang

Nasional • 1 month ago

Petani di Kecamatan Galeso, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menggelar Tradisi Mappadendang. Hal ini biasa dilakukan oleh petani setempat, usai merayakan musim panen dan akan menyambut musim turun sawah.

Tradisi Mappadendang telah dilakukan secara turun-temurun sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang melimpah di tahun ini.

Sejumlah laki-laki dan perempuan yang mengenakan pakaian Adat Bugis atau baju bodo, secara bergantian memukul lesung menggunakan alu sambil berjoget.

Sebelum acara Mappadendang dimulai, terlebih dahulu digelar ritual adat yang dilakukan oleh sesepuh adat dusun setempat. Hal ini dilakukan dengan cara melepas dua ekor ayam jantan dan betina, dengan harapan musim panen tahun depan lebih melimpah.

Tradisi Grebeg Ketupat & Sungkeman Amartabumi, Wujud Syukur Masyarakat Kendal

Tradisi Grebeg Ketupat & Sungkeman Amartabumi, Wujud Syukur Masyarakat Kendal

Nasional • 1 month ago

Warga sekitar Keraton Amartabumi di Kampung Jowo Sekatul, Limbangan, Kendal menggelar tradisi Grebek Gunungan Ketupat dalam tradisi sungkeman.

Grebek Gunungan Ketupat merupakan tradisi sebagai wujud rasa syukur atas berkah dari Tuhan, sehingga selalu diberi kesehatan kelimpahan rezeki dan dijauhkan dari segala marabahaya. Tradisi ini dilakukan diarak keliling Keraton sebelum diperebutkan oleh warga.

Sementara itu, tradisi Sungkeman di Hari Raya Idulfitri dimulai dengan sungkeman pada Sri Angling Prabu Punta Jayanegara Cakranagara Girinata dan istri diawali oleh putra Raja Pangeran Garda Awang Jayanagara yang diikuti istri beserta cucu-cucu raja.
 
Selanjutnya, acara diikuti keluarga besar keraton termasuk Sentono dan Abdi Dalem. Penasehat Keraton Amartabumi menyebut, tradisi sungkeman ini dilakukan untuk melestarikan budaya jawa, supaya tetap ada sampai anak, cucu dan generasi seterusnya. 

Tradisi sungkeman ini digelar sebagai bakti kepada orang tua dengan memohon maaf mengakui segala kesalahan. 

Tradisi Unik Warga Gresik, Masak Kolak Ayam di Hari 23 Ramadan

Tradisi Unik Warga Gresik, Masak Kolak Ayam di Hari 23 Ramadan

• 2 months ago

Puluhan warga yang seluruhnya merupakan kaum laki laki di Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur, memasak hidangan kolak selama Ramadan. Berbeda dengan hidangan kolak pada umumnya yang berupa santan berisi singkong dan pisang, kolak yang dimasak warga yakni kolak ayam.

Tradisi yang dilakukan secara turun temurun yakni memasak kolak ayam untuk hidangan buka puasa. Uniknya, tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun silam dan hanya dilakukan di malam 23 di bulan suci Ramadan.

Kolak ayam ini berisikan daging ayam jantan, kelapa dan beragam rempah rempah khas Nusantara. Warga menyebut tradisi ini Sanggring atau yang kini lebih dikenal dengan sebutan tradisi kolak ayam.

Tahun ini, pihak panitia menyajikan 3 ribu porsi kolak ayam. Kolak ayam ini akan disantap bersama dengan nasi ketan saat buka puasa di Masjid Jami Sunan yang dihadiri ribuan warga dari berbagai daerah di Indonesia.

Sejarah Musik Jawa

Sejarah Musik Jawa

• 2 months ago

Tarian Jawa dan iringan musiknya yang berkesan lambat untuk menyelaraskan tubuh, jiwa, dan pikiran. Selain dapat menenangkan, lantunan musik khas Jawa juga diyakini baik untuk kesehatan dan bisa dijadikan hiburan.

Musik Jawa sering dijadikan musik penyembuh atau meditasi. Jenis musik bunyi dari gamelan itu memiliki sejarah panjang yang sudah lahir sejak abad ke-8.

Dahulu, musik Jawa hanya diperuntukan untuk kalangan raja dan bangsawan. Mereka yang bisa memainkan gamelan pun diyakini memiliki jiwa yang tenang berani dan bijaksana. 

Gamelan sempat dijadikan alat musik untuk menyebarkan agama Islam saat masa Kerajaan Majapahit dan Mataram Islam. Sehingga, alat musik itu masih terus dilestarikan hingga sekarang.

Tradisi Berbuka Puasa dengan Nasi Minyak Kari Kambing di Masjid Magat Sari Jambi

Tradisi Berbuka Puasa dengan Nasi Minyak Kari Kambing di Masjid Magat Sari Jambi

• 2 months ago

Ada sebuah tradisi di Jambi saat Ramadan, yakni warga akan buka puasa bersama dengan menyantap nasi minyak kari kambing di Masjid Raya Magat Sari. 

Sebelum berbuka puasa, para pengurus masjid akan menyiapkan menu nasi minyak kari kambing untuk hidangan buka puasa untuk warga. Tradisi makan nasi minyak kari kambing di Masjid Magat Sari ini sudah dilakukan secara turun temurun. 

Menu ini disajikan satu minggu sekali selama bulan puasa. Pengurus masjid menyiapkan 200 porsi bagi siapapun yang buka puasa di masjid. 

Ketika magrib tiba, hidangan nasi minyak kari kambing yang telah disediakan untuk diambil warga. 

Tradisi unik yang selalu ada selama Ramadan ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan terhadap ulama-ulama dari Timur Tengah yang telah menyebarkan agama islam, khususnya di Kota Jambi. 

Tradisi Berbuka Puasa dengan Peca di Masjid Raya Donggala

Tradisi Berbuka Puasa dengan Peca di Masjid Raya Donggala

• 2 months ago

Hampir setiap masjid yang ada di Indonesia memiliki tradisi kala Ramadan tiba. Di Masjid Raya Donggala, warga berbuka puasa dengan peca.

Peca adalah bubur santan yang dinikmati bersama sambal terasi atau sambal ikan. Sambal ikan atau palumara merupakan hidangan khas Sulawesi Tengah. Kebiasaan berbuka puasa dengan peca ada sejak puluhan tahun lalu.

Berdasarkan cerita imam masjid terdahulu, peca yang disantap saat berbuka puasa dipercaya baik untuk pencernaan.

Pengurus yayasan Masjid Raya Donggala setiap hari menyiapkan 16 kg beras untuk dimasak menjadi peca.

Qunutan, Tradisi Berbagi Ketupat ala Warga Banten Jelang Lebaran

Qunutan, Tradisi Berbagi Ketupat ala Warga Banten Jelang Lebaran

• 2 months ago

Memasuki hari ke-15 Ramadan, warga di Kabupaten Lebak, Banten memperingati Tradisi Qunutan dengan ngupat atau membuat ketupat. Tradisi yang dilakukan warga secara turun -temurun ini dijumpai di Kampung Cimanggu, Desa Rangkasbitung Timur, Kabupaten Lebak, Banten.

Dalam tradisi ini, setiap warga akan memasak ketupat kemudian dibawa ke masjid dan akan dibagi-bagikan ke sesama warga usai salat Tarawih. Lina salah satu warga Kampung Cimanggu mengatakan, biasanya ketupat disajikan dengan sayur, sambal dan bumbu kacang.

Tradisi ngupat dilakukan sebagai bentuk rasa syukur serta ajang berbagi dan silaturahmi antar warga.

Sambut Ramadan, Pemkot Semarang Gelar Tradisi Dugderan

Sambut Ramadan, Pemkot Semarang Gelar Tradisi Dugderan

Nasional • 3 months ago

Menyambut bulan suci Ramadan, prosesi Dugderan 2023, digelar secara berbeda oleh Pemerintah Kota Semarang. Tradisi Dugderan digelar lebih meriah di antaranya, dengan pembagian kue khas Semarang, Ganjel Rel.

Tradisi Dudgeran berlangsung meriah. Antusias ribuan warga Semarang tumpah ruah di sepanjang jalan rute acara tradisi Dugderan berlangsung, yaitu antara Jalan Pemuda menuju ke arah Masjid Kauman Semarang.

Namun, ada yang berbeda dalam perayaan tradisi Dugderan 2023, yaitu adanya Alun-alun Kota Baru. Sehingga Dugderan kali ini akan lebih meriah.

Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, tradisi Dugderan 2023 berlangsung berbeda, puncaknya adalah ketika tabuh bedug di Masjid Kauman dan menerima halaqoh serta tradisi bagi-bagi kue khas Semarang yaitu Ganjel Rel.
 
Menariknya, pemukulan bedug juga diwakili tiga etnis yaitu etnis Tionghoa, Arab Melayu dan Jawa. Hal yang membuat Dugderan 2023 ini berbeda juga, kehadiran Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai tamu spesial.
 
Dugderan merupakan tradisi yang dilaksanakan setiap menjelang datangnya Ramadan. Upacara ini merupakan cerminan dari perpaduan tiga etnis yang mendominasi masyarakat Semarang yakni etnis Jawa, Tionghoa dan Arab. 

Dugderan, Tradisi Jelang Ramadan yang Dinanti Warga Semarang

Dugderan, Tradisi Jelang Ramadan yang Dinanti Warga Semarang

Nasional • 3 months ago

Dugderan menjadi tradisi jelang bulan Ramadan yang selalu ditunggu masyarakat di Kota Semarang. Aneka jajanan, wahana hingga permainan tempo dulu menjadi incaran.

Dugderan merupakan tradisi yang selalu ditunggu-tunggu warga Semarang jelang memasuki bulan ramadan. Biasanya diselenggarakan seminggu menjelang puasa selama beberapa hari.

Dugderan berasal dari kata 'Dug' yang merupakan bunyi bedug ditabuh dan 'Der' merupakan bunyi tembakan meriam. Kedua bunyi ini sebagai pertanda datangnya bulan Ramadan.
 
Aneka jajanan dan wahana disediakan untuk menghibur pengunjung seperti bianglala, komidi putar, perahu kora-kora, hingga tong stand. Tiket wahananya pun murah mulai dari Rp10 ribu.

Yang menarik adalah Dugderan dapat menjadi ajang nostalgia karena disini berbagai permainan jaman dulu seperti gasing hingga kapal-kapalan dapat ditemukan.

Tradisi Sedekah Bumi, Warga Desa Pelemsari Perang Nasi

Tradisi Sedekah Bumi, Warga Desa Pelemsari Perang Nasi

• 10 months ago

Warga Kabupaten Rembang, Jateng menggelar tradisi sedekah bumi dan perang nasi. Warga saling lempar menggunakan nasi baik anak-anak hingga orang dewasa. Tradisi yang dilakukan warga Desa Pelemsari ini sudah dilakukan secara turun menurun.

Meski saling serang, namun tidak tampak wajah kemarahan. Mereka justru tertawa karena mereka menyadari perang nasi ini adalah tradisi yang harus dilestarikan. Tradisi perang nasi ini adalah bentuk rasa syukur atas nikmat dan rezeki yang diberikan oleh sang pencipta.

Labuh Laut Semboyo, Bentuk Rasa Syukur Hasil Laut Masyarakat Trenggalek

Labuh Laut Semboyo, Bentuk Rasa Syukur Hasil Laut Masyarakat Trenggalek

• 12 months ago

Sebagai bentuk syukur, nelayan yang beroperasi di Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa Timur, menggelar upacara adat yang digelar setahunan setiap bulan Selo dalam penanggalan Jawa, bernama Sembonyo atau Labuh Laut dengan melakukan aneka sesaji dan tumpeng agung besar ke tengah laut.
 
Larung Tumpeng menjadi tradisi masyarakat Jawa sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan karena telah memberikan hasil laut kepada para nelayan di wilayah teluk Prigi dan sekitarnya selama setahun terakhir. 

Tradisi Gerobagan Sambut Bulan Syawal di Kebumen

Tradisi Gerobagan Sambut Bulan Syawal di Kebumen

• 1 year ago

Setelah dua tahun tidak diadakan, warga pesisir selatan Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, kembali menggelar tradisi gerobakan untuk menyambut datangnya bulan Syawal. Mereka berpawai dengan gerobag hias yang ditarik kuda menuju pantai Setrojenar.

Tahun ini pawai diikuti 53 gerobag hias dan didikuti ratusan orang berkendara sepeda motor. Warga berharap tradisi ini tetap dapat digelar setiap tahunnya bahkan diwariskan kepada anak dan cucu. 

 

Merawat Tradisi Toet Apam

Merawat Tradisi Toet Apam

• 2 years ago

Tak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, Aceh juga memiliki beragam kuliner yang memanjakan lidah. Salah satu yang cukup terkenal ialah apam. Bahkan masyarakat Aceh punya kebiasaan membuat kenduri apam saat bulan Rajab atau memasuki Ramadan.

Tradisi Grebek Sudiro, Akulturasi Jawa dan Tionghoa

Tradisi Grebek Sudiro, Akulturasi Jawa dan Tionghoa

• 3 years ago

Salah satu kelurahan di Surakarta, Jawa Tengah memiliki tradisi tahunan yang unik untuk sambut Tahun Baru Imlek. Tradisi Grebek Sudiro, merupakan akulturasi budaya antara Tionghoa dan Jawa. 

"Labuh" Tradisi Warga Yogyakarta Sambut Musim Tanam

• 4 years ago

Ada banyak tradisi yang turun temurun masih dilestarikan masyarakat Jawa khususnya di Yogyakarta hingga saat ini. Tradisi Labuh atau tradisi menyambut musim tanam yang digelar warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.