Ilustrasi. FOTO: Angga Bratadharma/Medcom.id
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan Rabu terpantau menguat ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya. Indeks acuan saham Indonesia mampu merekah sejalan dengan menghijaunya bursa saham global seperti Wall Street.
IHSG Rabu, 7 Juni 2023, perdagangan pagi dibuka menguat di posisi 6.619. Level tertinggi di 6.638 dan terendah di 6.611. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 671 miliar lembar saham senilai Rp351 miliar. Sebanyak 201 saham menguat, sebanyak 104 saham melemah, dan sebanyak 209 saham stagnan.
Ajaib Sekuritas memperkirakan IHSG pada perdagangan hari ini bergerak di kisaran 6.600-6.710. Sedangkan pada perdagangan kemarin, Selasa, 6 Juni 2023, indeks acuan saham Indonesia ditutup melemah sebanyak 0,22 persen atau minus 14,51 poin di level 6.618,92.
Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengungkapkan Purchasing Manager’s Index (PMI) Indonesia pada periode Mei 2023 tercatat berada pada level 50,3. Pencapaian itu turun 4,6 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya yang berada di level 52,7 namun masih dalam kondisi ekspansif selama 21 bulan berturut-turut.
"Perlambatan tersebut disebabkan oleh penurunan permintaan baru akibat kondisi ekonomi global dan domestik yang lesu sehingga aktivitas pembelian dan lapangan pekerjaan melemah," kata Ratih, dikutip dari riset hariannya.
Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat berakhir lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Penguatan dapat terjadi karena investor menunggu pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pada pekan depan.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 10,42 poin atau 0,03 persen menjadi 33.573,28. Sedangkan indeks S&P 500 bertambah 10,06 poin atau 0,24 persen menjadi 4.283,85. Indeks Komposit Nasdaq naik 46,99 poin atau 0,36 persen menjadi 13.276,42.
Sebanyak tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir hijau, dengan sektor keuangan dan konsumen memimpin kenaikan dengan naik masing-masing 1,33 persen dan 0,99 persen. Sementara itu, bahan pokok kesehatan dan konsumsi memimpin penurunan dan masing-masing turun 0,88 persen dan 0,47 persen.
Saham AS berakhir lebih tinggi karena rotasi ke sektor keuangan mendukung harapan luasnya reli benchmark mungkin melampaui teknologi. Beberapa investor percaya reli di saham teknologi besar mungkin mendekati akhir, sementara yang lain mempertanyakan apakah pasar telah berjalan terlalu cepat karena hype untuk kecerdasan buatan (AI).