Ilustrasi tanah longsor. (Medcom.id)
Sichuan: Total 19 orang tewas diterjang tanah longsor di provinsi Sichuan, Tiongkok, pada hari Minggu, 4 Juni 2023, menurut laporan kantor berita CCTV. Operasi penyelamatan dihentikan, karena semua orang yang sempat dinyatakan hilang sudah ditemukan.
Sebagian area gunung di Sichuan mengalami longsor sekitar pukul 06.00 waktu setempat di dekat stasiun kehutanan milik negara di Jinkouhe, dekat kota Leshan.
Bencana tersebut mengirimkan lumpur dan puing-puing yang meluncur ke lokasi konstruksi yang dioperasikan perusahaan pertambangan lokal. Material longsor itu "menghantam dan mengubur bagian produksi dan fasilitas hidup di anjungan poros tambang," lapor CCTV.
Sembilan belas orang dipastikan tewas pada pukul 8 malam, kata CCTV, seraya menambahkan bahwa "pekerjaan pencarian dan penyelamatan saat ini telah berakhir, dan penyebab longsor sedang diselidiki."
Rekaman yang disiarkan CCTV menunjukkan penyelamat dan ekskavator bekerja di sebidang lumpur yang dipenuhi logam bengkok dan bebatuan.
Pemerintah Jinkouhe sebelumnya mengatakan tanah longsor telah menewaskan 14 orang dan menyebabkan lima orang hilang. Sejumlah pekerja tambang lainnya "telah dievakuasi ke lokasi yang aman," menurut CCTV.
Pihak berwenang mengirim lebih dari 180 orang dan lebih dari 12 peralatan penyelamatan dan pemulihan ke lokasi tersebut. Saat dihubungi oleh AFP pada Minggu pagi, seorang pejabat di departemen publisitas Jinkouhe menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Pemukiman yang diterjang longsor dihuni sekitar 40.000 orang, terletak di daerah pegunungan sekitar 240 kilometer dari ibu kota provinsi, Chengdu.
Bahaya longsor
Tanah longsor sering menjadi bahaya di daerah pedesaan dan pegunungan
Tiongkok, terutama selama bulan-bulan musim panas yang diwarnai hujan. Terpencil dan berhutan lebat, sebagian besar wilayah Sichuan sangat rawan bencana.
Cuaca ekstrem memicu serangkaian tanah longsor di provinsi tersebut pada 2017, termasuk yang melanda pegunungan Xinmo, mengubur lebih dari 60 rumah.
Pada 2019, hujan deras kembali menyebabkan banyak tanah longsor, termasuk yang mengubur bagian rel yang sedang diperbaiki dan mereka yang mengerjakannya.
Provinsi ini juga aktif secara seismik dan secara berkala mengalami gempa bumi yang mematikan. Gempa berkekuatan 7,9 pada tahun 2008 menyebabkan lebih dari 87.000 orang tewas atau hilang, termasuk 5.335 siswa sekolah.
Meski Tiongkok telah memperkuat protokol keselamatan di industri ekstraktifnya dalam beberapa tahun terakhir, kecelakaan masih sering terjadi.
Lebih dari 50 orang dinyatakan "hilang atau tewas" setelah sebuah lereng runtuh di sebuah tambang di wilayah utara Mongolia Dalam pada bulan Februari.
Dan sekitar 40 orang bekerja di bawah tanah ketika sebuah tambang emas di wilayah barat laut Xinjiang runtuh pada bulan Desember.