Jakarta: Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira sepakat dengan pernyataan ekonom senior Faisal Basri yang mengatakan minimnya investasi asing ke Indonesia, terutama dari Jepang yang beralih berinvestasi ke Vietnam.
Vietnam kini menjadi negara di Asia yang paling banyak menerima investasi dari Jepang.
Menurut Faisal, hasil investasi di Indonesia tidak sebanyak di Vietnam, dan hanya dua industri yang berkembang di Indonesia, hanya sektor makanan dan minuman serta zat kimia.
Bhima mengatakan memang Jepang mulai kurang berminat melakukan ekspansi bisnis di Indonesia.
Salah satu buktinya Jepang absen untuk terjun pada pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
"Soal kendaraan listrik Jepang seperti absen ya," kata Bhima dilansir Media Indonesia, Jumat, 9 Juni 2023.
Dia menjelaskan, berdasarkan data, investasi Jepang ke Indonesia konsisten menurun.
Pada 2022, investasi Jepang hanya USD3,56 miliar, jauh lebih kecil dibanding 2016 yang sebesar USD5,4 miliar.
Beberapa faktor menjadi penyebabnya antara lain daya saing Indonesia yang tertinggal, biaya logistik mahal, talenta atau SDM Indonesia yang tidak sesuai dengan kualifikasi, sampai ketidakpastian kebijakan yang tinggi di Indonesia.
"Kebijakan pembangunan juga cenderung beralih memberikan karpet merah ke Tiongkok. Investasi asal Tiongkok di 2016 sebesar USD2,6 miliar dan di 2022 menjadi USD8,2 miliar. Mulai dari infrastruktur, hilirisasi nikel sampai mobil listrik seolah Tiongkok mendapatkan prioritas. Ini membuat negara lain akhirnya mencari tujuan lain sebagai basis produksi," kata Bhima.
