Pengamat politik Ray Rangkuti menilai, riak-riak berbahaya yang dimaksud Presiden Joko Widodo justru berasal dari ketidaknetralan Jokowi di Pilpres 2024.
"Riak-riak itu justru muncul dari sikap presiden yang terlihat tidak netral dalam pelaksanaan pemilu ini," kata pengamat politik Ray Rangkuti.
Lebih lanjut, Ray membeberkan sikap-sikap Jokowi yang terlihat tidak netral. "Kemarin saja datang di Rakernas PDI Perjuangan, padahal itu satu partai saja. Di rapat Golkar tidak datang, di rapatnya mungkin NasDem tidak datang."
"Kedua, ikut serta berfoto dengan simbol partai."
"Yang ketiga, menyatakan contoh pemimpin yang berani itu adalah Ganjar Pranowo. Sudah langsung menyebutkan nama," kata Ray Rangkuti.
Ray mengkritik sikap Jokowi tersebut bisa memicu riak-riak di masyarakat.