NEWSTICKER

InSWA: Teknologi RDF Tak Bisa Tuntaskan Sampah Jakarta

N/A • 21 May 2023 14:03

Fasilitas pengolahan sampah berteknologi Refused Derived Fuel (RDF) dinilai tidak cocok untuk kota metropolitan Jakarta. Sebab, Jakarta menghasilkan sampah dengan volume yang besar dan juga membutuhkan kesediaan lahan yang luas. Sementara Jakarta dihadapkan pada keterbatasan lahan. 
 
Setelah membangun fasilitas pengolahan sampah RDF di Bantargebang, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta kembali merencanakan membangun RDF di Rorotan, Jakarta Utara.

Namun, menurut Ketua Umum Perkumpulan Persampahan Indonesia (InSWA) Guntur Sitorus menyebut teknologi RDF tidak menuntaskan persoalan sampah Jakarta. Hal ini karena Jakarta menghasilkan sampah dengan volume jumbo yakni mencapai 7.500 hingga 8.000 ton per hari.

Sementara Jakarta hanya memiliki satu unit pengolahan sampah, yaitu RDF Plant Bantargebang yang kapasitas produksinya hanya 700 hingga 750 ton per hari. Tentunya, kondisi ini sangat tidak memadai antara jumlah sampah dengan kapasitas pengolahan sampah menggunakan konsep RDF.

Guntur Sitorus menilai, fasilitas pengolahan sampah berteknologi RDF, tidak  cocok untuk kota metropolitan Jakarta. Selain soal lahan, tidak semua sampah dapat diolah dengan RDF.

Selain itu, produk RDF yang dihasilkan, juga dinilai memiliki nilai ekonomi yang kurang kompetitif. Sebab penggunaan produk bahan bakar RDF sangat terbatas pangsa pasarnya.

Dibandingkan dengan sebelas kota lain, yang disebut dalam perpres percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah, volume sampah DKI Jakarta adalah yang terbesar. Volumenya jauh melebihi produk sampah di kota lainnya, bahkan hingga lima kali lipat dari Kota Surabaya. 

Oleh karena itu, menurut Guntur besarnya biaya untuk teknologi insinerator serta penerapan biaya layanan sampah sebesar Rp500 ribu per ton, dinilai masih wajar.

Diketahui, sistem pengolahan sampah dengan teknologi insinerator telah dilakukan studi sejak 2003 dan sudah dimasukan dalam masterplan pada 2005 dan direncanakan ada empat lokasi ITF. Namun, dalam proses implementasinya masih banyak kendala sehingga belum terealisasi.

Meski begitu, teknologi insinerator dinilai mampu dilakukan di DKI Jakarta karena telah dikaji lama dan juga merupakan teknologi yang mampu mereduksi sampah dengan cepat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(M. Khadafi)